SUMENEP - Para mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Integratif Posko 52 Institut Ilmu Keislaman Annuqayah (Instika) menggelar kegiatan Sarasehan Desa Tangguh Bencana atau Destana dengan menggandeng Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sumenep, Senin (11/09).
Kegiatan tersebut sebagai upaya mengoptimalkan peran masyarakat dalam rangka penguatan Destana khususnya di Desa Karanganyar Kecamatan Kalianget.
Sejak tahun 2020, Desa Karanganyar memang dicanangkan sebagai Desa Tangguh Bencana mengingat kerawanan bencana yang cukup tinggi di sana.
Kegiatan Sarasehan yang diadakan di Balai Desa Karanganyar dan diikuti oleh perangkat desa, Karang Taruna serta perwakilan warga desa setempat. Acara juga dihadiri oleh Kepala BPBD Sumenep Wahyu Kurniawan Pribadi, M.Si, Kepala Desa Karanganyar Suharto Hadi, SH, dan Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN Instika Dr. Zamzami Sabiq, M.Psi.
Menurut Ketua Posko 52 KKN INSTIKA Ikrom Firdaus, Desa Karanganyar merupakan desa yang memiliki potensi tinggi sering terjadi bencana alam berupa angin puting beliung. Oleh karenanya, melalui kegiatan tersebut, warga desa diharapkan bisa lebih berperan untuk penguatan Destana.
“Hasil bincang kami dengan masyarakat, bencana alam yang sering terjadi di Desa Karanganyar berupa angin puting beliung. Bahkan ini hampir setiap tahun terjadi, ” ujarnya.
Sementara Dr. Zamzami Sabiq, M.Psi dalam kesempatan tersebut mengatakan, melalui sarasehan desa tangguh bencana yang diselenggarakan diharapkan semakin memperkuat sinergitas yang terjadi antara mahasiswa KKN, BPBD Sumenep dan masyarakat Desa Karanganyar.
“Hasil temuan mahasiswa KKN di lapangan menunjukkan bahwa Desa karanganyar memang daerah rawan bencana dalam hal ini puting beliung dan banjir. Untuk itu keterlibatan masyarakat dalam upaya Desa Tangguh Bencana memang sangat diperlukan, ” kata Zamzami.
Terpisah, Kepala Desa Karanganyar Suharto Hadi, SH memberikan apresiasi atas terselenggaranya kegiatan tersebut. Ia menginginkan agar pemerintah dan warga desa bisa sama-sama ambil bagian dalam mengatasi bencana alam yang sering terjadi di Desa Karanganyar.
“Setiap tahun puting beliung memang terjadi di Desa kami. Karena itu akhirnya menjadikan kami tangguh dalam menghadapi bencana dan masyarakat bisa secara suka rela bergotong royong dalam mengatasinya. Namun tetap kami sangat mengharap bantuan dari BPBD Sumenep ke depannya, ” tambahnya.
Keinginan dari Kepala Desa Karangnayar tersebut ditanggapi secara positif oleh Kepala BPBD Sumenep, Wahyu Kurniawan Pribadi, M.Si. Wahyu mengungkapkan, segala hal yang dibutuhkan oleh masyarakat ketika bencana terjadi, bisa langsung mengubungi BPBD.
“Desa Karanganyar ini sudah dicanangkan sebagai Destana di 2020. Destana ini harus mampu menjadi pioner untuk kesiapsiagaan bencana yang bisa dirasakan manfaatnya bagi warga desa, ” katanya. (Han)